Jumat, 12 Desember 2014

Akuntansi dan Laporan Keuangan

BAB 6. AKUNTANSI DAN LAPORAN KEUANGAN

I. DEFINISI AKUNTANSI
Definisi pertama mengenai akuntansi menurut American  Insitute of Certified Public Accounting (AICPA) dalam Harahap (2003) mendefinisikan akuntansi sebagai seni pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran dengan cara tertentu dalam ukuran moneter, transaksi, dan kejadian-kejadian yang umumnya bersifat keuangan termasuk menafsirkan hasil-hasilnya.
 
Sedangkan pengertian akuntansi menurut Rudianto mendefenisikan bahwa akuntansi adalah sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi suatu badan usaha.
Dan pengertian menurut Charles T. Horngren, dan Walter T.Harrison (Horngren Harrison,2007:4) menyatakan bahwa: Akuntansi adalah sistem informasi yang mengukur aktivitas bisnis, memproses data menjadi laporan, dan mengkomunikasikan hasilnya kepada para pengambil keputusan.
Dari beberapa definisi akuntansi menurut para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa akuntansi terdiri dari tiga aktivitas atau kegiatan utama yaitu:
  1. Aktivitas identifikasi yaitu mengidentifikasikan transaksi-transaksi yang terjadi dalam perusahaan.
  2. Aktivitas pencatatan yaitu aktivitas yang dilakukan untuk mencatat transaksi-transaksi yang telah diidentifikasi secara kronologis dan sistematis.
  3. Aktivitas komunikasi yaitu aktivitas untuk mengkomunikasikan informasi akuntansi dalam bentuk laporan keuangan kepada para pemakai laporan keuangan atau pihak yang berkepentingan baik internal perusahaan maupun pihak eksternal.

II. FUNGSI AKUNTANSI

Fungsi Dasar Akuntansi antara lain :

- Menciptakan sistem akuntansi
- Membuat prosedur untuk mencatat, menggolongkan dan memasukan secara singkat transaksi-transaksi perusahaan
- Memberikan laporan / keterangan pada manajemen untuk penyusunan anggaran dan pengendalian aktiva dan pengambilan keputusan
- Menyiapkan metode dan standar untuk mengukur ongkos yang telah dikeluarkan
- Melaporkan data akuntansi
- Menafsirkan data akuntansi


III. PRINSIP AKUNTANSI

Ada lima prinsip dasar akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi. Yakni: 
1. Prinsip Biaya Historis (Historical Cost Principle) 
GAAP mewajibkan sebagian besar aktiva dan kewajiban diperlakukan dan dilaporkan berdasarkan harga akuisi. Hal ini seringkali disebut prinsip biaya historis. Prinsip ini menghendaki digunakannya harga perolehan dalam mencatat aktiva, utang, modal, dan biaya. Yang dimaksud dengan harga perolehan adalah harga pertukaran yang disetujui oleh kedua belah pihak yang tersangkut dalam transaksi.
2. Prinsip Pengakuan Pendapatan (Revenue Recognition Principle) 
Prinsip Pengakuan Pendapatan adalah aliran masuk harta-harta (aktiva) yang timbul dari penyerahan barang atau jasa yang dilakukan oleh suatu unit usaha selama suatu periode tertentu. Dasar yang digunakan untuk mengukur besamya pendapatan adalah jumlah kas atau ekuivalennya yang diterima dari transaksi penjualan dengan pihak yang bebas. Biasanya pendapatan diakui pada saat terjadinya penjualan barang atau jasa.

3. Prinsip Mempertemukan (Matching Principle) 
Yang dimaksud prinsip mempertemukan biaya adalah mempertemukan biaya dengan pendapatan yang timbul karena biaya tersebut. Prinsip ini berguna untuk menentukan besarnya penghasilan bersih setiap periode. Karena biaya itu harus dipertemukan dengan pendapatannya, maka pembebanan biaya sangat tergantung pada saat pengakuan pendapatan. Apabila pengakuan suatu pendapatan ditunda, maka pembebanan biayanya juga akan ditunda sampai saat diakuinya pendapatan.

4. Prinsip Konsistensi (Consistency Principle)
Agar laporan keuangan dapat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, maka metode dan prosedur-prosedur yang digunakan dalam proses akuntansi harus diterapkan secara konsisten dari tahun ke tahun. Sehingga bila terdapat perbedaan antara suatu pos dalam dua periode, dapat segera diketahui bahwa perbedaan itu bukan selisih akibat penggunaan metode yang berbeda. Konsistensi tidak dimaksudkan sebagai larangan penggantian metode, jadi masih dimungkinkan untuk mengadakan perubahan metode yang dipakai.
5. Prisip Pengungkapan Penuh (Full Disclosure Principle) 
Yang dimaksud dengan prinsip pengungkapan lengkap adalah menyajikan informasi yang lengkap dalam laporan keuangan. Karena infomasi yang disajikan itu merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi dalam satu periode dan juga saldo-saldo dari rekening-rekening tertentu, tidaklah mungkin untuk memasukkan semua informasi-informasi yang ke dalam laporan keuangan.


IV. PENGERTIAN LAPORAN KEUANGAN


Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses pencatatan, yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun  buku yang  bersangkutan. Pengertian laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan: “Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan juga termasuk schedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga”.


V. ISI LAPORAN KEUANGAN

Laporan Keuangan ini sangat penting bagi pihak manajemen, kreditor, dan investor. Laporan Keuangan terdiri dari 3 macam :

1. Laporan Laba/Rugi (Income Statement)
Laporan Laba/Rugi adalah salah satu laporan keuangan dalam akuntansi yang menggambarkan apakah suatu perusahaan mengalami laba/rugi dalam suatu periode akuntansi.

2. Laporan Perubahan Modal ( Equity Statement)
Laporan Perubahan Modal adalah salah satu laporan keuangan dalam akuntansi yang menggambarkan bertambahnya atau berkurangnya modal suatu perusahaan akibat dari laba/rugi yang diterima oleh perusahaan tersebut dalam suatu periode akuntansi.

3. Neraca (Balance Sheet)
Laporan Neraca adalah salah satu laporan keuangan dalam akuntansi yang memerlukan keadaan keuangan secara sistematis dari suatu perusahaan pada saat tertentu dengan cara menyajikan daftar aktiva, utang dan modal pemilik perusahaan.


VI. BENTUK NERACA

Bentuk Neraca secara umum dalam laporan keuangan ada 2 yaitu bentuk Staffel dan Scontro :

1. Neraca Bentuk Staffel
Neraca Bentuk staffel adalah bentuk neraca yang disusun dengan menyusun kebawah dan melektakkan saldo pada bagian samping dengan kolom debet kredit. Tabel neraca ini mirip dengan Model Jurnal Umum. Berikut tampilan Neraca bentuk Staffel :
http://akuntansi-id.com/wp-content/uploads/2013/12/Neraca-Laporan-Keuangan-Bentuk-Staffel.jpg

2. Neraca Bentuk Scontro
Neraca skontro merupakan neraca yang bentukanya seperti huruf “T”. Oleh karena itu, sering juga disebut T Form. Dalam bentuk ini neraca dibagi ke dalam dua posisi, yaitu di sebelah kiri berisi aktiva dan di sebelah kanan yang berisi kewajiban dan modal. Bentuk neraca jenis ini sering pula disebut dengan bentuk horizontal.  Berikut tampilan Neraca bentuk Scontro :

http://akuntansi-id.com/wp-content/uploads/2013/11/Neraca-Perusahaan-Jasa.jpg
 

VII. LAPORAN LABA / RUGI

Laporan Laba/Rugi adalah salah satu komponen laporan keuangan yang menyajikan informasi mengenai kinerja atau prestasi kerja dari suatu perusahaan yang terdiri dari Pendapatan Usaha dan Beban Usaha dalam satu periode tertentu. Jadi, laporan laba/rugi, yaitu terdiri dari Pendapatan dan Beban. Bentuk Laporan Laba/Rug ada 2 bentuk, yaitu:

1.Bentuk Single Step 
Di dalam laporan Laba/Rugi bentuk Single Step, semua Pendapatan dikelompokkan tersendiri di bagian atas dan dijumlahkan, kemudian semua beban dikelompokkan tersendiri di bagian bawah dan dijumlahkan. Artinya jumlah pendapatan dikurangi jumlah beban, selisihnya merupakan laba bersih atau rugi bersih. Jadi: Pendapatan Jasa – Beban2 = Laba/Rugi. Format bentuk Single Step :

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj4bzoTVpdDzi-baIPRXBi_l_yWKiPIXqx8iRV-gOqi7-qqVQfkB1FtO7ksLhEHFO5bBboCbvJDR1bFyqbyLPGtq2wqS2IW85b_JwxP_r8yQ9NEZX3E_-Rs76NkABnkkBZ1B370K-lPj2U/s1600/lab+a+rugi+single+step.png

2. Bentuk Multiple Step.
Di dalam laporan Laba/Rugi bentuk Multiple Step, pendapatan dibedakan menjadi pendapatan usaha dan pendapatan lain-lain, demikian halnya dengan beban dibedakan menjadi beban usaha dan beban lain-lain. Pendapatan dan beban di sajikan pertama kemudian pendapatn dan beban lain-lain disajikan kemudian. Format bentuk Multiple Step:

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimsoe92PuXuLaHWn0hDcG9uKiuDQVFhvxZI7a1yh3RuWcJAp9-d6c2fYcVuQBVsv-66WX7SSlqEtSWy76y7CPUwMBOYfhOAeGwk8YXSORAMbvdH0DzQHMXoE9_6Sn01VUAypHC0zWypRM/s1600/4d.jpg




Sumber:
http://ilmuakuntansi.web.id/pengertian-akuntansi-fungsi-dan-bidang-akuntansi/
http://ekonomi.kompasiana.com/moneter/2014/04/16/definisi-akuntansi-menurut-para-ahli-648201.html
http://pengusahamuslim.com/lima-prinsip-dasar-akuntansi-yang-1919/#.VIul3sl3IfM
http://www.academia.edu/6571001/Manajemen_Fungsi_Akuntansi
http://akuntansi-id.com/557-bentuk-neraca-staffel-dan-scontro
http://www.laporankeuangan.co.id/blog/bentuk-neraca-keuangan/



Sabtu, 06 Desember 2014

Pemasaran

BAB. 5 PEMASARAN

I. PENGERTIAN 

Pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasayang dapat memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang adad maupun pembeli potensial (Basu dan Hani 2004:4).

Manajemen Pemasaran adalah penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan program-program yang bertujuan menimbulkan pertukaran dengan pasar yang dituju dengan maksud untuk mencapai tujuan perusahaan (Kotler, 1980).

Konsep Pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan (Stanton, 1978).

Tiga unsur konsep pemasaran:
  1. Orientasi pada konsumen
  2. Penyusunan kegiatan pemasaran secara integral
  3. Kepuasan Konsumen

II. JENIS-JENIS PASAR

Pasar secara umum diartikan sebagai tempat penjual menawarkan barang atau jasa sesuai taksiran harga penjual serta pembeli mendapatkan barang atau jasa sesuai dengan taksiran harga pembeli. Pengertian pasar dalam ilmu ekonomi lebih konseptual, yakni bertemunya permintaan dan penawaran. Dengan demikian sebuah pasar tidak harus dikaitkan dengan suatu tempat. 



Dalam kehidupan sehari-hari, pasar tentunya sangat penting. Karena pasar memiliki fungsi sebagai berikut.
  1. Pembentukan nilai harga
    Pasar berfungsi untuk pembentukan harga (nilai) karena pasar merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli yang kemudian saling menawar dan akhirnya membuat kesepakatan suatu harga. Harga atau nilai ini merupakan suatu hasil dari proses jual beli yang dilakukan di pasar.

  2. Pendistribusian
    Pasar mempermudah produsen untuk mendistribusikan barang dengan para konsumen secara langsung. Pendistribusian barang dari produsen ke konsumen akan berjalan lancar apabila pasar berfungsi dengan baik.

  3. Promosi
    Pasar merupakan tempat yang paling cocok bagi produsen untuk memperkenalkan (mempromosikan) produk-produknya kepada konsumen. Karena pasar akan selalu dikunjungi oleh banyak orang, meskipun tidak diundang.
Jenis - Jenis Pasar 

1. Klasifikasi Pasar :
- Pasar Tradisional
- Pasar Modern

2. Pasar menurut luas jangkauan :
- Pasar Daerah
- Pasar Lokal
- Pasar Nasional
- Pasar Internasional

3. Pasar menurut wujudnya :
- Pasar Konkret
- Pasar Abstrak

4. Pasar menurut barang yang diperjualbelikan :
- Pasar Barang Konsumsi
- Pasar Barang Produksi

5. Pasar menurut waktu penyelenggaraan :
- Pasar Harian
- Pasar Mingguan
- Pasar Bulanan
- Pasar Tahunan
- Pasar Temporer

6. Pasar menurut organisasinya :
- Pasar Persaingan Sempurna 
- Pasar Persaingan Tidak Sempurna
- Pasar Monopoli dan Monopsoni
- Pasar Persaingan Monopolistis
- Pasar Oligopoli dan Oligopsoni


III. MANAJEMEN PEMASARAN

Manajemen pemasaran dirumuskan sebagai suatu proses manajemen yang meliputi penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan.

Kegiatan ini bertujuan menimbulkan pertukaran yang diinginkan, baik yang menyangkut barang dan jasa, atau benda-benda lain yang dapat memenuhi kebutuhan psikologis, sosial dan kebudayaan. Proses pertukaran dapat ditimbulkan baik oleh penjual, maupun pembeli yang menguntungkan kedua belah pihak. Penentuan produk, harga, promosi dan tempat untuk mencapai tanggapan yang efektif disesuaikan dengan sikap dari perilaku konsumen, dan sebaliknya sikap dan perilaku konsumen dipengaruhi sedemikian rupa sehingga menjadi sesuai dengan produk yang ditawarkan perusahaan.





Sumber :
http://eprints.uny.ac.id/8708/3/bab%202%20-09410134003.pdf
http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_pemasaran
http://ssbelajar.blogspot.com/2014/03/pengertian-manajemen-pemasaran.html