Jumat, 29 Mei 2015

SISTEM PENENTUAN KURS

SISTEM PENENTUAN KURS

Hello Readers, lama ga nugas softskill, sekarang saya pengen nulis lagi salah satu tugas bulan ini yaitu tentang Penetapan Kurs. Well, sebelum masuk ke topik mungkin ada penjelasan sedikit tentang kurs. Apa itu kurs? Singkatnya kurs adalah nilai tukar atau perbandingan antara mata uang suatu negara dengan mata uang negara lain.

Nah, nilai tukar mata uang sendiri selalu berubah-ubah setiap harinya, dan perubahan kurs dapat berupa depresiasi (melemah) dan apresiasi (menguat).

Oke, sekarang masuk, jadi bagaimana Sistem Penentuan Kurs itu sendiri? Pada dasarya terdapat 5 jenis sistem kurs utama, yaitu :
1. Sistem kurs mengambang atau floating exchange rate
2. Sistem kurs tertambat atau pegged exchange rate
3. Sistem kurs tertambat merangkak atau crawling pegs
4. Sistem kurs sekeranjang mata uang atau basket of currencies
5. Sistem kurs tetap atu fixed rate

Untuk menjalan sistem tersebut, Bank Indonesia sebagai bank sentral memiliki tanggung jawab untuk tetap menjaga kestabilan nilai Rupiah. Oleh sebab itu, BI menetapkan kurs konversi (kurs pertukaran) sebagai patokan dalam kegiatan ekonomi. Kurs Konversi yang ditetapkan Bank Indonesia tersiri atas dua macam yaitu kurs uang asing dan kurs transaksi.

Dari kelima sistem kurs yang telah disebutkan, selama ini hanya dua jenis rate (bunga) yang berlaku pada pembiayaan multifinancing yaitu Fixed rate dan Floating rate.

Berikut penjelasan lanjut mengenai Fixed rate dan Floating rate.

-Fixed Rate-

Fixed rate adalah suku bunga yang nilainya tetap selama masa pembiayaan (term of payment), sesuai dengan kesepakatan yang telah diatur atau disetujui sebelumnya. Fixed rate biasanya digunakan untuk pembiyaan jangka pendek seperti motor atau mungkin mobil. Secara profit, lebih menguntungkan fixed rate, bagi kedua belah pihak, karena besaran yang diterima tetap setiap bulan.

-Floating Rate-

Floating rate adalah kebalikan dari fixed rate, suku bunga yang tidak terikat pada lamanya masa pembiayaan. Floating rate biasanya digunakan untuk pembiyaan jangka panjang, seperti KPR. Keuntungan floating rate selalu berubah, setiap bulan bisa terjadi dua sampai lima kali perubahan suku bunga. Besarnya bisa lebih kecil atau lebih besar dibanding rate sebelumnya. Floating rate akan digunakan bank ketika bank tidak dapat memastikan besarnya margin yang akan diperolehsaat belum ada ketetapan berapa tingkat suku bunga yang dikeluarkan BI, sehingga mengakibatkan bank harus melakukan penyesuaian terhadap SBI yang dikeluarkan pemerintah.

Beralih dari topik pembahasan, lalu bagaimana kondisi cadangan devisa Indonesia sendiri saat ini?

Diambil dari sumber terpercaya, cadangan Indonesia akhir Febuari 2015 tercatat sebesar US$115,5 miliar meningkat US$1,3 miliar dari posisi akhir Januari 2015 sebesar US$114,2 miliar. Peningkatan cadangan devisa tersebut terutama berasal dari devisa hasil akhir ekspor migas bagian pemerintah yang melebihi pengeluaran untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Posisi cadangan devisa per akhir Febuari 2015 dapat me,biayai 7,0 bulan impor atau 6,8 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada diatas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor ekstrenal dan menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.

Sekian dulu penulisan tugas saya kali ini, semoga bermanfaat untuk para bloggers, dan semoga Indonesia dapat maju dan terus berkembang baik dalam ekonomi maupun pendidikannya dibawah pemerintahan Bapak Jokowi saat ini. Thanks for reading :)







Sumber:


Tidak ada komentar:

Posting Komentar